Detail Berita

- 2025-07-24 07:04:39
- By Biro Humas
Talk Show KORPRI BKN, Prof Zudan Dorong ASN Siapkan Pensiun Sejahtera Sejak Dini
Setjen DPKN, Kamis (24/7/2025) — Masa pensiun bukan akhir dari perjalanan seorang ASN, melainkan awal babak baru yang layak dijalani dengan sehat, aktif, dan bermakna. Semangat inilah yang menginspirasi Talk Show Interaktif bertajuk “ASN Cerdas Finansial: Merancang Masa Depan Pensiun yang Sejahtera”, yang digelar KORPRI Badan Kepegawaian Negara (BKN) bekerja sama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), Rabu (23/7), di Aula Kantor BKN Pusat, Jakarta.
Kegiatan yang digelar secara hybrid ini menghadirkan langsung Kepala Badan Kepegawaian Negara yang juga selaku Ketua Umum Dewan Pengurus KORPRI Nasional, Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, SH, MH., didampingi jajaran pimpinan tinggi BKN, termasuk Wakil Kepala BKN Haryomo Dwi Putranto, Sekretaris Utama Imas Sukmariah, dan Deputi Bidang Pembinaan Penyelenggaraan Manajemen ASN Herman.
Turut hadir pula Sekretaris Jenderal Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Agung Mulyana Saleh, Ketua KORPRI BKN Neny Rochyany, para Ketua KORPRI Komisariat Kantor Regional BKN I–XIV, serta pengurus KORPRI dari KemenPANRB, ANRI, LAN, dan kementerian/lembaga lainnya.
Lebih dari 1.200 ASN dari seluruh Indonesia mengikuti acara ini, baik secara luring maupun daring melalui Zoom dan kanal YouTube. Antusiasme tinggi tampak dari beragam generasi ASN yang hadir, dari yang baru mulai karier hingga yang tengah bersiap menghadapi purnabakti.
Dalam sambutannya, Prof. Zudan mengajak seluruh ASN untuk memandang masa pensiun secara visioner dan strategis. “Setiap anggota KORPRI, kalau diberi umur panjang, pasti akan pensiun. Maka siapkan dari sekarang, jangan tunggu datang waktunya. Paling tidak 5 sampai 10 tahun sebelum pensiun, rancang dan bangun rencana hidup pascapurnabakti,” tegasnya.
Ia mendorong ASN untuk mulai berinvestasi atau membangun usaha sejak dini, sembari membagikan pengalaman pribadinya di sektor pendidikan, kesehatan, hingga bisnis bonsai. “Pensiun itu bukan diam, tapi bergerak dengan cara yang berbeda. Jangan takut memulai,” ungkap Prof. Zudan.
Lebih lanjut, ia juga mengusulkan perlunya revisi terhadap regulasi yang menyentuh kehidupan ASN pensiun, seperti UU Pensiun dan UU Perlindungan Lansia. Ia juga mendorong pendirian Sekolah Lansia dan penguatan literasi keuangan agar ASN memasuki masa purnabakti dengan kesiapan lahir dan batin.
Ketua KORPRI BKN Neny Rochyany dalam laporannya menyebut kegiatan ini merupakan bentuk penghormatan kepada 58 ASN BKN yang telah dan akan pensiun pada tahun 2025. Para purnabakti ini secara resmi dilepas untuk bergabung dengan PWRI (Persatuan Wredatama Republik Indonesia), organisasi para pensiunan ASN yang telah berdiri sejak 1962.
Sekjen PWRI Agung Mulyana Saleh menyampaikan, “PWRI hadir sebagai rumah besar bagi para purnabakti ASN. Kami membawa tiga program prioritas: revisi UU Pensiun, pembangunan Sekolah Lansia, dan pelatihan prapensiun.”
Talk show juga menghadirkan narasumber dari BRI, Pegadaian, serta para purnabakti inspiratif yang telah sukses berwirausaha. Mereka berbagi pengalaman seputar perencanaan keuangan, akses pembiayaan pascapensiun, serta tips memulai usaha. Kisah-kisah mereka memberi harapan nyata bahwa masa pensiun bisa tetap produktif jika dipersiapkan dengan baik.
Prof. Zudan menegaskan bahwa peran KORPRI tidak berhenti saat ASN pensiun. “KORPRI akan terus membersamai, bahkan setelah masa tugas berakhir. Masa pensiun adalah lembaran baru yang harus dirancang dengan bangga dan bahagia,” tuturnya.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa KORPRI hadir bukan hanya sebagai organisasi profesi, tetapi juga sebagai rumah pengabdian yang mendampingi ASN sejak hari pertama tugas hingga masa purnabakti. Dengan literasi keuangan yang kuat, kebijakan yang inklusif, dan semangat untuk terus tumbuh, pensiun bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal untuk menjalani hidup kedua yang lebih bermakna.
Share:

Biro Humas
Korps Pegawai Republik Indonesia sebagai satu-satunya wadah bagi Pegawai Republik Indonesia selalu berupaya terus menerus dalam menumbuhkan fungsinya sebagai perekat dan pemersatu bangsa, menjaga netralitas, dan hanya berkomitmen tegak lurus terhadap kepentingan bangsa dan negara.