Detail Berita
- 2024-11-07 16:37:39
- By Biro Humas
MTQ Korpri VII Nasional 2024, Peserta Lomba Adzan Mayoritas Bawakan Langgam Timur Tengah
HUMAS SETJEN DPKN - Salah satu cabang yang dilombakan dalam babak penyisihan tersebut lomba Khutbah Jumat dan Adzan yang berlangsung di Aula Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Provinsi Kalimantan Tengah, Selasa-Kamis (5-7/11/2024.
Cabang Khutbah Jumat ini total diikuti 54 peserta dan adzan sebanyak 66 peserta. Mereka memperebutkan Juara 1-2 dan 3, serta juara harapan 1-2 dan 3 di babak final pada Jumat (8/11/2024).
Menurut Dewan Hakim Cabang Khutbah Jumat dan Adzan, H. Chairuddin Halim, penilaian khutbah Jumat yang pokok yaitu isi khutbahnya. "Hakim kedua menilai keteraturan rukun, kefasehan dan kebenaran membaca Al Quran. Unsur syarat, adab, dan sunah khutbah juga dinilai," jelasnya Kiai Chairuddin Halim.
Sedangkan untuk Lomba Adzan kriteria penilaian terdiri dari keindahan dan kebeningan suara, kefasehan Makhraj dan Tajwid dalam menyuarakan lafadz adzan. Nilai minimal makhraj dan tajwid pada lomba adzan yaitu 20, sedangkan nilai maksimal yaitu 35.
Kriteria selanjutnya yaitu irama dan suara yang meliputi aspek keindahan dan kesesuaian melodi adzan dengan maknanya. Selain itu, ketepatan dan irama yang dipakai dan kemampuan improvisasi atau variasi lagu yang tidak keluar dari pakem adzan. Nilai minimal yang dapat digunakan pada kriteria ini yaitu 20 dan nilai maksimalnya 35.
Kriteria penilaian dalam lomba adzan yang terakhir yaitu penjiwaan dan penghayatan. Dalam hal ini, penilaian aspek tersebut meliputi kekhusyukan, kemampuan menyampaikan pesan adzan dengan baik, kemampuan menggetarkan hati pendengarnya, serta membangkitkan semangat ibadah.
Nilai maksimal yang dapat digunakan dalam kriteria ini yaitu 20 dan nilai minimalnya 15.
Ditanyakan tentang adzan langgam Nusantara, dirinya mengaku tidak menemukan seperti itu di antara peserta. "Kebanyakan berkiblat pada langgam Timur Tengah meniru adzan Mekah atau Madinah," kata Kiai Chairuddin.
Sementara itu, Ketua Majelis Dewan Hakim Cabang Khutbah Jumat dan Adzan, Prof. Said Agil Husin Al Munawar menjelaskan dengan sangat clear, dalam lomba adzan dikenal setidaknya 7 macam lagu/langgam adzan, yaitu Bayyati, Shoba, Hijaz, Nihawand, Rast, Sika dan Jiharka.
Jenis irama Bayyati identik dengan lantunan yang lambat. Shoba, adalah irama lagu yang terdengar ringan namun cepat. Karakternya lembut, halus serta terdengar sedih.
Hijaz adalah jenis irama lagu dalam membaca Al Quran yang bergerak dengan lambat dan penuh khidmat.
Hijaz berkarakter khas ketimuran, terkesan indah, dan asli mendasar. "Biasanya, hijaz digunakan setelah nahawand. Karena itu, maqom hijaz diawali dengan akhir nada jawab nahawand sebelumnya. Jika tidak maka akan timbul nada sumbang," jelas Prof. Said Agil Husin.
Selanjutnya, Shika adalah jenis irama lagu dalam membaca Al Qur'an yang memiliki karakteristik gerakan lambat dan khidmat, ketimuran, merakyat, dan mudah dikenali.
Rost, jenis irama lagu dalam membaca Al Qur'an yang bergerak dengan ringan, cepat, dan lincah. "Biasanya digunakan untuk mengumandangkan adzan dan mengimami shalat."
Jiharka, inilah jenis irama lagu yang memiliki karakteritik berirama minor. "Terkesan sangat manis didengar, dan iramanya menimbulkan perasaan yang dalam," Prof Said Agil Husin Al Munawar menutup penjelasan.
Share:
Biro Humas
Korps Pegawai Republik Indonesia sebagai satu-satunya wadah bagi Pegawai Republik Indonesia selalu berupaya terus menerus dalam menumbuhkan fungsinya sebagai perekat dan pemersatu bangsa, menjaga netralitas, dan hanya berkomitmen tegak lurus terhadap kepentingan bangsa dan negara.