Detail Berita
- 2024-11-07 15:44:27
- By Biro Humas
Babak Penyisihan Kaligrafi MTQ VII KORPRI 2024 Rampung, Enam Finalis Dipastikan Lolos ke Tahap Akhir
HUMAS SETJEN DPKN – Babak penyisihan Cabang Kaligrafi pada Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) VII KORPRI Nasional 2024 resmi selesai pada Kamis, 7 November 2024.
Gelaran bergengsi yang diikuti ratusan peserta dari berbagai kementerian, lembaga, dan provinsi tersebut berhasil memunculkan enam nama terbaik yang melaju ke babak final.
Ketua Dewan Hakim Cabang Kaligrafi, Dr. K.H. Didin Sirojuddin AR, M.Ag, menjelaskan bahwa proses seleksi kali ini berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Untuk cabang kaligrafi, tahun ini sedikit berbeda. Jika sebelumnya juara hanya dibagi hingga peringkat harapan dua, tahun ini kami menetapkan enam juara utama," ujarnya.
Menurut Dr. K.H. Didin, animo peserta tahun ini terbilang sangat tinggi, baik dari segi jumlah maupun kualitas karya yang ditampilkan.
"Tahun ini kami melihat peningkatan yang luar biasa. Peserta sangat antusias, dan kualitas karya yang mereka hadirkan jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," katanya.
Sebagai bagian dari rangkaian acara, pihak panitia juga menggelar Seminar Nasional Kaligrafi bertema “Via Kaligrafi, Menulis dan Melukis untuk Membangun Kreativitas” di Aula Masjid Raya Darussalam Lama, Palangkaraya. Seminar ini dihadiri para peserta, pengamat seni, dan praktisi kaligrafi dari berbagai daerah.
“Kaligrafi di Indonesia mengalami revolusi, termasuk budaya baru yang menggabungkan unsur digital kontemporer,” ungkap Didin Sirojuddin.
Ia menambahkan, kaligrafi yang pada awalnya dikenal hanya dalam bentuk tradisional untuk hiasan masjid dan manuskrip, kini telah menjadi bagian penting dari kurikulum di pesantren-pesantren. "Pesantren menjadikan kaligrafi sebagai mata pelajaran wajib, mendorong santri untuk mengembangkan kemampuan artistik mereka," tambahnya.
Kaligrafi, lanjut Dia, merupakan seni budaya Islam yang pertama kali ditemukan di Indonesia, menandai awal mula penyebaran Islam di Nusantara. "Kaligrafi Arab memiliki bentuk dan nama yang bervariasi, masing-masing dengan keunikan tersendiri," jelasnya.
Perkembangan seni ini terus berlanjut hingga melahirkan seniman-seniman yang berani bereksperimen di luar pakem.
Prof. Dr. K.H. Ahmad Thalabi Kharlie, yang turut menjadi narasumber dalam seminar tersebut, menyoroti peran kaligrafi sebagai media dakwah yang efektif.
“Seni kaligrafi adalah ajang dakwah bilqolam. Dengan sentuhan kreatif berbasis teknologi digital, generasi muda bisa lebih tertarik mempelajari dan mencintai Al-Qur'an,” ujar Ahmad Thalabi.
Menurutnya, penerapan teknologi dalam pembuatan kaligrafi memungkinkan seniman menggunakan perangkat komputer dan alat digital lain untuk menciptakan karya yang lebih inovatif dan menarik.
Acara seminar yang digelar di arena cabang khath Al-Qur'an tersebut disambut antusias oleh peserta. Jumlah pendaftar yang membludak membuat sebagian dari mereka terpaksa mengikuti jalannya seminar sambil duduk di karpet sekitar aula karena keterbatasan kursi. Meski demikian, semangat mereka tak surut.
"Ini momen yang sangat jarang. Bagi saya, bisa hadir di sini dan mendengar langsung dari pakar kaligrafi nasional seperti Dr. Didin dan Prof. Ahmad Thalabi adalah kesempatan berharga," kata Syamsul Bahri, salah satu peserta seminar yang berasal dari Kalimantan Selatan.
Dewan hakim juga menekankan pentingnya acara ini sebagai upaya melestarikan budaya lokal dan mendorong generasi muda untuk terus mengembangkan bakat mereka di bidang seni Islam.
Share:
Biro Humas
Korps Pegawai Republik Indonesia sebagai satu-satunya wadah bagi Pegawai Republik Indonesia selalu berupaya terus menerus dalam menumbuhkan fungsinya sebagai perekat dan pemersatu bangsa, menjaga netralitas, dan hanya berkomitmen tegak lurus terhadap kepentingan bangsa dan negara.